Recent post
Archive for Oktober 2014
Dalam pemotretan, selain menggunakan kamera dengan segala
fasilitasnya, ada kalanya kita memerlukan alat pendukung untuk memaksimalkan
hasil pemotretan kita. Alat pendukung ini sangat berguna untuk membantu kita dalam
setiap pemotretan dan penggunaan alat bantu fotografi tergantung pada kebutuhan
kita. Penggunaan alat bantu dapat mempengaruhi hasil pemotretan yang akan kita
peroleh. Semuanya tergantung pada sejauh mana kreatifitas kita dalam
menciptakan karya fotografi dan seperti apa foto yang kita inginkan. Ada 3
jenis alat bantu fotografi yang harus kita kenali, yaitu:
ALAT BANTU PEMOTRETAN
a. Filter
Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama
seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di dalam
rokok berguna menyaring asap tapi disini filter berfungsi menyaring
cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan.
Penggunaannya dengan cara dipasang diujung lensa.
Bentuk filter ada dua yaitu square (kotak)
dan circle (bulat). Jika
menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring
khusus di depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya
bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita
gunakan. Macam – macam filter dan kegunaannya antara lain :
a. filter PL, memekatkan
warna dan menghilangkan refleksi
b. filter UV, mengurangi sinar
ultra violet.
c. filter ND (natural
density), mengurangi contrast.
d. filter warna, memberi efek
warna.
e. filter soft,
melembutkan objek.
f. filter diffuser,
hampir sama dengan filter soft, tapi lebih halus.
g. filter cross, memberi efek
cross/silang pada sumber cahaya.
h. filter multi image, memberi
efek multi image.
i. filter multi
expose, digunakan dalam pemotretan multi expose.
j. filter gradasi,
memberi efek gradasi warna
b. Tudung Lensa
Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan
cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa karena cahaya tersebut
biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil
pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras
dan mengurangi saturasi warna. Alat ini sangat berguna terutama pada
pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.
c. Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai
peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak mengalami guncangan
(shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan kecepatan
(speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.
d. Monopod
Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya
bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih praktis.
e. Kabel Release
Bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk
menghindari goncangan saat shutterditekan karena saat memakai alat ini
kita tidak perlu menekan shutter secara langsung. Penggunaannya
dipasang pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada
tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod dan biar penggunaan
tripod lebih afdol.
f. Background
Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan
studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.
g. Stand Background
Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling
tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai kebutuhan.
ALAT BANTU PENCAHAYAAN
a. Flash atau Blitz
Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa
kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam hari. Meskipun demikian, tidak
diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash pada siang hari, saat
cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan flash pada siang hari
biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal dari
baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya, jaraknya,
hingga fasilitas lebih yang dimilikinya.
b. Slave Unit
Dapat disebut sebagai alat sensor. Cara kerja slave unit
adalah menangkap cahaya dari main light(sumber cahaya utama) untuk
kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung dengan slave unit
tersebut.
c. Sincro
Cable/Kabel Sinkro
Kabel yang digunakan untuk membantu
menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang lain.
Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber
cahaya tambahan ke body kamera.
d. Holder atau Braket
Alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakan flash tambahan.
Holder berfungsi sebagai penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya
dengan cara dipasang pada body kamera.
e. Strobo atau
Strobe
Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya
lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih besar. Strobo dapat menyimpan
cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC atau baterai
kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light sumber
cahaya utama. Jadi strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main
light yang dinyalakan. Jika tidak menggunakan main light,
strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari
strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur
sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan
studio/indoor.
f. AC Slave
Hampir mirip dengan strobo cara kerja dan penggunaannya.
Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar atau menyebar ke segala
arah.
g. Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar
tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai corong dan juga lebih banyak
digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga digunakan untuk
pemotretan double dan multi expose.
h. Payung Reflektor
Sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan
dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut. Payung reflektor memiliki
bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga yang berwarna
perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan cahaya yang
hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo.
i. Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan
pantulan cahaya dari main light. Biasanya berbentuk bundar dan kotak. Pada
umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga dapat
menggunakan sehelai kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap
sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.
j. Soft Box
Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau
rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang dihasilkan softbox lebih
lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun
reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar
ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft
Box juga berasal dari strobo.
k. Barndoors
Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang
pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah untuk mengarahkan cahaya yang
keluar dari sumber cahaya.
l. Honeycomb/Sarang
Tawon
Alat ini sejenis dengan filter dan bentuknya bundar seperti
sarang tawon, tapi dipasang pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk
menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek..
m. Light Stand
Alat yang digunakan untuk menyangga lampu studio.
n. Flash Meter
Berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam
pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini lebih akurat
daripada light meter yang ada pada kamera.
o. Infrared Sender
Mengirimkan sinar infrared untuk memancing nyala flash atau
lampu studio
p. Trigger
Menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro
ALAT CUCI CETAK
Cuci
§ Changing Bag
Kantong hitam kedap cahaya yang berguna untuk mengeluarkan
film dari selongsongnya kemudian untuk kemudian digulung
di roller dan dimasukkan ke dalam developer tank. Terdapat
dua lubang untuk masuknya tangan dan satu lubang besar dengan dua resleting
untuk masuknya peralatan cuci film.
§ Alat pemotong / gunting
Untuk memotong film setelah digulung ke roller.
§ Developer tank
Tabung berbentuk silinder yang kedap cahaya dan digunakan
untuk mencuci film secara manual. Di dalam alat ini
terdapat roller yang berfungsi menggulung film dari selongsong film.
§ Chemical
Cairan untuk memproses film (proses cuci), yaitu
- Developer, mengembangkan emulsi.
- Stopbath, menghentikan pengembangan.
- Fixer, menetapkan gambar.
- Air, membilas hasil cucian dan cetakan.
- Wetting agent, menghilangkan bercak-bercak
pada film dan menghindari goresan pada negatif
Chemical di atas, dalam penggunaannya harus berurutan.
§ Thermometer
§ Gelas Ukur
Untuk memudahkan dalam menakar banyaknya chemical yang akan
digunakan dalam memproses film.
§ Penjepit film
Alat yang berguna untuk mengeringkan film yang sehabis
dicuci dengan cara digantung untuk menghindari negatif terlipat-lipat dan
menghindari baret.
Cetak
§ Chemical
Chemical yang digunakan untuk proses cetak disini sama saja
dengan yang digunakan dalam proses cuci tapi tidak memerlukan wetting
agent.
§ Enlarger / vergroot apparaat.
Alat untuk mencetak foto. Dengan lampu yang mempunyai watt
besar untuk menyinari negatif dan membakar kertas foto. Enlarger dihubungkan
dengan timer yang berfungsi untuk mengatur waktu yang diperlukan
untuk menyinari negatif foto. Perlengkapan enlarger hampir sama dengan kamera
yaitu mempunyai pemfokusan dan diafragma.
§ Bak
Berbentuk segi empat untuk tempat chemical cetak yang
ukurannya cukup untuk kertas foto yang akan kita cetak (biasanya 10 R sampai 12
R).
§ Penjepit kertas
Untuk menghindari kontak langsung dengan chemical dan
meminimalisir baret pada hasil cetakan, maka diperlukan alat yang satu ini.
§ Dryer / pemanas
Mengeringkan kertas foto yang telah dicetak lebih merata
agar foto tidak mengalami bercak-bercak.
ALAT PENYIMPANAN DAN PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI
1. Dry Box
Lemari anti lembab untuk menyimpan peralatan fotografi yang
sangat rentan terhadap serangan jamur terutama pada lensa. Lemari ini
dilengkapi dengan lampu yang mempunyai watt rendah (biasanya 2,5 watt) agar
suhu lemari tetap terjaga dan mengantisipasi kelembaban. Suhu yang dianjurkan
adalah 20°C.
2. Waterproof Bag
Tas kedap air yang berfungsi sebagai tempat sementara
peralatan fotografi pada saat hunting ketika musim hujan, agar peralatan
fotografi kita tidak basah.
3. Blower Brush
Alat yang dapat mengeluarkan semburan udara untuk
membersihkan debu yang menempel pada kamera.
4. Tisu Lensa
Tisu khusus untuk membersihkan lensa.
5. Silica Gel
Zat pengering yang digunakan untuk menangkal kelembaban